Yahya Cholil Staquf menjadi Calon Ketum PB NU, Ternyata Alumni HMI Cabang Yogyakarta
- account_circle Admin
- calendar_month
- comment 0 komentar

ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat Katib Aam PBNU KH Yahya Cholil Staquf.
JAKARTA – Organisasi Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama menggelar Muktamar ke-34 NU di Lampung 23-25 Desember 2021.
KH Yahya Cholil Staquf, menjadi salah satu kandidat dalam pemilihan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) periode 2021-2026.
Diketahui, Sebanyak 447 Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) dan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) menghadiri silaturahmi dengan calon ketua umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) menjelang Muktamar ke-34 NU di Lampung, Selasa (21/12/2021) malam dikutip beritasatu.
Pertemuan itu, yang digelar di Graha Wangsa ini sekaligus untuk membacakan ikrar dukungan kepada Gus Yahya.
Ada tiga poin ikrar yang dibacakan dalam kesempatan tersebut. Pertama, mendukung penyelenggaraan Muktamar ke-34 NU di Lampung berjalan secara damai sejuk dan bermartabat. Kedua, mendukung penyelenggaraan muktamar sesuai dengan protolol kesehatan.
“Ketiga, mendukung KH Yahya Cholil Staquf menjadi Ketua Umum PBNU masa khidmat 2021-2026,” demikian ikrar yang dibacakan peserta.
Sebelum berikrar, PWNU juga sempat menyampaikan jumlah PCNU yang memberikan dukungan kepada Gus Yahya. PWNU Bengkulu, misalnya, dari 10 cabang 650 bulat memberikan dukungan kepada Gus Yahya. Selanjut seluruh PWNU menyampaikan dukungannya.
Yahya Cholil Staquf atau populer disapa Gus Yahya itu secara tegas menyatakan maju menjadi calon Ketum PBNU. Ia sengaja berniat melamar pekerjaan menjadi pemimpin NU, bukan karena diminta.
“Saya nyalon ketua umum, melamar pekerjaan. Pekerjaannya apa? menjadikan NU sebagai model peradaban di masa depan. Bukan karena, jika saya jadi ketua umum NU bisa nyalon presiden, nyalon wakil presiden. Itu saya tidak mau,” kata Gus Yahya dalam acara Ngopi Bareng Gus Yahya, dilansir Sindonews, Selasa (21/12/2021).
Berikut profil singkatnya:
Gus Yahya lahir di Rembang, Jawa Tengah, 16 Februari 1966. Dia merupakan putra dari KH Muhammad Cholil Bisri, pengasuh Pondok Pesantren Roudlatut Thalibin di Leteh, Rembang, Jawa Tengah.
Selain ulama, ayahnya juga dikenal sebagai sosiolog dan politikus pendiri Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Kakeknya juga seorang tokoh besar NU, KH Bisri Mustofa, penyusun Kitab Tafsir Al Ibris. Gus Yahya yang lahir dan besar di kalangan pesantren, sudah digembleng ilmu agama sejak dini.
Meski orang tuanya memiliki pesantren, tapi dia dikirim untuk mondok di Madrasah Al Munawwir Krapyak, Kota Yogyakarta, yang diasuh oleh KH Ali Maksum.
Selepas dari pondok, Gus Yahya melanjutkan pendidikan tinggi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada (FISIP UGM).
Selama masa kuliah, Gus Yahya aktif di organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Yogyakarta.
Gus Yahya dikenal dekat dengan Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Ia pernah ditunjuk menjadi Juru Bicara Presiden sewaktu Gus Dur berkuasa pada 1999-2001. Setelah itu, Gus Yahya sempat aktif di PKB, tapi kemudian memilih lebih menekuni di bidang pendidikan.
Mantan Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) 2014-2019 ini kerap menjadi pembicara internasional di luar negeri.
Seperti pada Juni 2018, Gus Yahya menjadi pembicara dalam forum American Jewish Committee (AJC) di Israel menyuarakan menyerukan konsep rahmat, sebagai solusi bagi konflik dunia, termasuk konflik yang disebabkan agama.
Pada 2014, Gus Yahya juga tercatat menjadi salah satu inisiator pendiri institut keagamaan di California, Amerika Serikat yaitu Bayt Ar-Rahmah Li adDa’wa Al-Islamiyah rahmatan Li Al-alamin yang mengkaji agama Islam untuk perdamaian dan rahmat alam.
Lalu ia juga pernah dipercaya menjadi tenaga ahli perumus kebijakan pada Dewan Eksekutif Agama Agama di Amerika Serikat–Indonesia yang didirikan berdasarkan perjanjian bilateral yang ditandatangani oleh Presiden Obama dan Presiden Jokowi pada Oktober 2015 untuk menjalin kemitraan strategis antara Amerika Serikat dan Indonesia.
Nama: KH Yahya CHolil Staquf Tempat Tanggal Lahir: Rembang, 16 Februari 1966 Pendidikan: 1. Madrasah Al-Munawwir Krapyak, Yogyakarta 2. S1 FISIP UGM
Kiprah Politik: 1. Juru Bicara Presiden RI KH Abdurrahman Wahid 2. Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) 2014-2019.
Kiprah Organisasi: Katib ‘Aam PBNU
Kiprah Global: 1. Inisiator/pendiri Bayt Ar-Rahmah Li adDa’wa Al-Islamiyah rahmatan Li Al-alamin, institut keagamaan di California, Amerika Serikat. Lembaga ini mengkaji agama Islam untuk perdamaian dan rahmat alam.
2. Tenaga ahli perumus kebijakan pada Dewan Eksekutif Agama Agama di Amerika Serikat-Indonesia yang didirikan berdasarkan perjanjian bilateral yang ditandatangani oleh Presiden Obama dan Presiden Jokowi pada Oktober 2015 untuk menjalin kemitraan strategis antara Amerika Serikat dan Indonesia.
3. Didaulat sebagai utusan GP Anshor dan PKB untuk jaringan politik tersebar di Eropa dan Dunia, Centrist Democrat International (CD) dan European People’s Party (EPP). American Jewish Committee (AJC) pernah mengundangnya berpidato tentang resolusi konflik keagamaan.
4. Pada Juni 2018, menjadi pembicara dalam forum American Jewish Committee (AJC) di Israel. Dalam forum ini, Gus Yahya menyuarakan menyerukan konsep rahmat, sebagai solusi bagi konflik dunia, termasuk konflik yang disebabkan agama. Ia menawarkan perdamaian dunia melalui jalur-jalur penguatan pemahaman agama yang damai.
5. Pada 15 Juli 2021, menyampaikan pidato kunci berjudul “The Rising Tide of Religious Nationalism” (Pasang Naik Nasionalisme Religius) dalam perhelatan International Religious Freedom (IRF) Summit, di Washington, DC, Amerika Serikat.
Editor: Ardi Priana
- Penulis: Admin
Saat ini belum ada komentar