Rosé BLACKPINK Bikin Fans Terkejut dengan Rilisan “Toxic Till The End” – Korean Area
- account_circle Admin
- calendar_month
- comment 0 komentar

[ad_1]
Sensasi K-pop Rosé, anggota dari girl grup terkenal secara global BLACKPINK, telah membuat dunia musik heboh dengan perilisan album solonya yang sangat dinantikan “Rosie” dan judul lagunya “Toxic Till The End.” Album yang dirilis di seluruh dunia pada 6 Desember 2024 tengah malam waktu setempat ini menandai tonggak penting dalam karir Rosé sebagai proyek solo penuh pertamanya.
Album berisi 12 lagu ini menampilkan keserbagunaan Rosé sebagai seorang artis, menampilkan campuran single pra-rilis dan lagu baru yang ia tulis bersama dan diproduksi sendiri oleh eksekutif. Di antara lagu yang menonjol adalah “APT.” menampilkan Bruno Mars dan “Number One Girl,” yang telah menarik banyak perhatian dari penggemar dan kritikus.
Namun, lagu utama “Toxic Till The End”-lah yang benar-benar menarik perhatian. Video musik tersebut, disutradarai oleh sinematik jenius Ramez Silyan, dibintangi oleh Rosé bersama model, aktor, dan pemain skateboard Amerika Evan Mock, yang dikenal karena perannya dalam serial HBO Max “Gossip Girl”
Kolaborasi ini telah memicu kegembiraan di kalangan penggemar, dengan trailer resminya memberikan narasi visual yang menakjubkan dan penuh emosi. Lagu itu sendiri, yang ditulis dan diproduksi oleh pembuat hit legendaris Michael Pollack, menjanjikan tambahan yang kuat pada diskografi Rosé. Pollack, yang dikenal karena karyanya dengan artis seperti Miley Cyrus, Justin Bieber, dan Beyoncé, membawa keahliannya untuk menciptakan lagu yang diharapkan menjadi lagu yang tak terlupakan.
Dalam wawancara baru-baru ini, Rosé membuka tentang sifat pribadi dari album barunya. Dia berbagi bahwa beberapa lagu, termasuk “Toxic Till The End,” diambil dari pengalamannya sendiri dengan patah hati. Kerentanan ini menambah kedalaman musiknya, memungkinkan penggemar untuk terhubung dengannya pada tingkat yang lebih intim. Menariknya, penggemar telah memperhatikan suatu kebetulan yang aneh mengenai kolaborator Rosé. Bruno Mars, yang tampil di “APT.,” dan Evan Mock sama-sama memiliki warisan Filipina-Amerika dan lahir di Hawaii.
Hal ini menimbulkan spekulasi lucu di kalangan netizen tentang “tipe” Rosé, menambahkan sentuhan humor pada perilisan album. Album “Rosie” mewakili langkah signifikan dalam karir solo Rosé. Pada usia 27, penyanyi ini telah mencapai kesuksesan luar biasa sebagai bagian dari BLACKPINK, dan album ini memungkinkan dia untuk menampilkan seni individualnya. Dalam kata-katanya sendiri, Rosé mengungkapkan kegembiraannya atas perilisan ini, dengan mengatakan, “Saya sangat bahagia, saya merasa seperti mengatakannya sebagai lelucon, saya sudah hamil terlalu lama dengan bayi ini”.
Saat “Toxic Till The End” dan keseluruhan album “Rosie” sampai ke tangan para penggemar yang bersemangat, jelas bahwa Rosé siap untuk memberikan pengaruh yang bertahan lama di industri musik. Perpaduan antara kedalaman emosi, bakat musik, dan kekuatan bintangnya siap memikat penonton di seluruh dunia. Bagi penggemar muda K-pop, rilisan ini mewakili lebih dari sekadar musik baru.
Ini adalah kesempatan untuk melihat salah satu artis favorit mereka berkembang dan mengekspresikan dirinya dengan cara baru. Perjalanan Rosé dari anggota grup menjadi artis solo menjadi inspirasi, menunjukkan bahwa dengan kerja keras dan dedikasi, mengejar impian individu adalah hal yang mungkin dilakukan sambil tetap menjadi bagian dari grup tercinta. Seiring dengan terus diputarnya video musik “Toxic Till The End” meningkatkan penayangan dan albumnya naik ke tangga lagu, satu hal yang pasti: debut solo Rosé bukan hanya sesaat, tetapi awal dari babak baru yang menarik dalam kariernya.




Bagaimana Rosé berkolaborasi dengan Michael Pollack di “Toxic Til The End”?
Rosé berkolaborasi erat dengan Michael Pollack di “Toxic Till The End” sebagai bagian dari album solo debutnya “Rosie”. Lagu tersebut adalah salah satu dari 12 lagu di album, yang ditulis dan diproduksi bersama oleh Rosé. Dalam wawancaranya dengan Majalah PAPER, Rosé menyebut produser seperti Michael Pollack sebagai “ibu dan ayah” selama proses kreatif.
Lagu ini mengeksplorasi tema hubungan beracun dan kerentanan emosional, yang merupakan inti dari konsep album. Rosé menggambarkan album ini sebagai cerminan dari pengalamannya di usia 20-an, dengan lagu-lagu yang menyelami “bendera merah yang terlewatkan, mengalami malam-malam gelap jiwa pada jam 3 pagi dan menjadi racun sampai akhir”.
Khusus untuk “Toxic Till The End”, kredit penulisan lagunya menunjukkan kolaborasi antara Rosé (Chaoung Park), Emily Schwartz, Michael Pollack, dan Evan Blair.
Lagu ini dianggap sebagai salah satu lagu album yang lebih upbeat dan telah disorot oleh penggemar sebagai lagu yang menonjol dalam rekaman tersebut.
Lagu ini merupakan bagian dari proses kreatif Rosé selama setahun di Los Angeles, di mana ia bekerja secara intensif dengan produser papan atas untuk menyusun album solo debutnya yang sangat pribadi.
#BLACKPINK #Mawar
(gambar atau sematkan)
— BLACKPINK Arch (@blackpink-arch.bsky.social) 24 November 2024 pukul 07:00


[ad_2]
Sumber: kpoppie.com
- Penulis: Admin