Puluhan orang hilang setelah kapal terbalik di lepas pantai Mauritania
- account_circle Admin
- calendar_month
- comment 0 komentar

[ad_1]
Kapal yang membawa 300 orang telah meninggalkan Gambia dan terbalik di dekat Nouakchott, menurut badan migrasi PBB.
Setidaknya 15 orang tewas dan lebih dari 150 orang hilang setelah sebuah kapal yang membawa 300 penumpang terbalik di dekat ibu kota Mauritania, Nouakchott, kata Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM).
“Sekitar 300 orang menaiki perahu di Gambia dan menghabiskan tujuh hari di laut sebelum kapal tersebut terbalik di dekat Nouakchott pada 22 Juli 2024,” kata IOM dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu.
Badan migrasi Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan 120 orang telah diselamatkan oleh Penjaga Pantai Mauritania, sementara upaya terus dilakukan untuk menemukan orang-orang yang hilang.
“Di antara para penyintas, 10 orang segera dirujuk ke rumah sakit untuk perawatan medis, dan empat anak tanpa pendamping dan terpisah telah teridentifikasi,” kata IOM.
Ibba Sarr, seorang penjual ikan di pasar ikan tepi pantai di Nouakchott, mengatakan bahwa angin kencang dalam dua hari terakhir telah memindahkan mayat-mayat lebih dekat ke pantai dan dia melihat sekitar 30 mayat dikumpulkan dari pantai.
“Pastinya mayat-mayat tak bernyawa lainnya akan ditemukan dalam dua hari ke depan,” kata Sarr kepada kantor berita Reuters.
Rute migrasi Atlantik dari pantai Afrika Barat ke Kepulauan Canary, yang biasanya digunakan oleh orang Afrika yang mencari suaka atau peluang kerja yang lebih baik di Eropa, merupakan salah satu rute paling mematikan di dunia. Musim panas adalah periode tersibuknya.
Lebih dari 19.700 orang mencapai Kepulauan Canary menggunakan rute Atlantik antara 1 Januari dan 15 Juli 2024, yang merupakan peningkatan 160 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, kata IOM.
Tetapi hampir 5.000 orang juga tewas di laut dalam lima bulan pertama tahun 2024 saat mencoba mencapai kepulauan Spanyol, menurut kelompok hak migrasi Walking Borders.
Awal tahun ini, Uni Eropa menjanjikan dukungan keuangan kepada Mauritania senilai 210 juta euro ($229 juta) untuk mengatasi migrasi dan menyediakan bantuan kemanusiaan.
Namun menurut kelompok hak asasi manusia dan analis migrasi, kebijakan blok beranggotakan 27 negara yang mengeksternalisasi manajemen migrasi melalui kesepakatan semacam itu tidak akan menghalangi orang-orang yang melarikan diri dari konflik dan ketidakstabilan ekonomi untuk mencoba memasuki Eropa dan mencari suaka.
[ad_2]
Sumber: aljazeera.com
- Penulis: Admin