Pramono Anung Minta Proyek Monorail Jakarta Diselesaikan : Harapan Baru Atasi Kemacetan
- account_circle Aydin prayata
- calendar_month
- comment 0 komentar

Pramono Anung Minta Proyek Monorail Jakarta Diselesaikan : Harapan Baru Atasi Kemacetan
Jakarta, 13 Juni 2025 – Pramono Anung, anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres), kembali menekankan pentingnya menyelesaikan proyek monorail Jakarta yang terbengkalai. Permintaan ini muncul di tengah parahnya kemacetan Ibu Kota, yang mendesak adanya solusi transportasi massal yang efektif.
Dalam diskusi publik pada Kamis (12/6/2025), Pramono menyatakan bahwa monorail, yang dulu diharapkan menjadi tulang punggung transportasi Jakarta, tidak boleh dibiarkan mangkrak. “Menurut saya, proyek monorail yang sekarang mangkrak ini adalah pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan. Ini sudah terlalu lama,” tegas Pramono.
Sejarah Panjang Proyek Terbengkalai
Proyek monorail Jakarta punya sejarah panjang dan rumit. Dimulai di era Gubernur Sutiyoso pada awal 2000-an, proyek ini sempat berhenti dan dilanjutkan kembali di masa Gubernur Joko Widodo, namun terhenti lagi akibat masalah dana, pembebasan lahan, dan perbedaan visi. Tiang-tiang pancang monorail yang masih berdiri di berbagai lokasi strategis seperti Kuningan dan Senayan kini menjadi “monumen” bagi kemacetan dan janji yang belum terpenuhi.
Pramono Anung, dengan pengalamannya di pemerintahan, memahami kerumitan di balik masalah ini. Namun, ia menegaskan bahwa di tengah kondisi Jakarta saat ini, membiarkan infrastruktur yang sudah ada terbengkalai adalah kerugian besar.
Urgensi dan Solusi yang Diusulkan
Desakan Pramono Anung didasari oleh beberapa hal penting:
- Kemacetan Akut: Jakarta dan sekitarnya terus menghadapi masalah kemacetan kronis yang menghambat produktivitas dan kualitas hidup. Monorail bisa menjadi alternatif untuk mengurangi ketergantungan pada kendaraan pribadi.
- Optimalisasi Aset: Tiang-tiang pancang yang sudah dibangun merupakan aset yang telah menyerap anggaran. Menyelesaikan proyek ini berarti mengoptimalkan investasi yang sudah dikeluarkan.
- Integrasi Transportasi: Monorail dapat dihubungkan dengan moda transportasi massal lain seperti MRT, LRT, dan TransJakarta untuk menciptakan jaringan transportasi yang menyeluruh.
Pramono mengisyaratkan pemerintah perlu mencari pendekatan baru, termasuk kemungkinan kerja sama dengan investor swasta yang memiliki teknologi dan dana. “Ini bisa menjadi solusi cepat karena tiang-tiangnya sudah ada. Tinggal dilanjutkan,” tambahnya.
Tantangan dan Prospek ke Depan
Meskipun harapan besar menyertai desakan ini, tantangan yang ada tidaklah kecil:
- Regulasi dan Izin: Diperlukan kejelasan hukum dan perizinan untuk melanjutkan proyek yang sudah lama terhenti.
- Pendanaan: Proyek transportasi massal membutuhkan investasi besar. Model pendanaan inovatif, seperti skema public-private partnership (PPP), perlu dipertimbangkan serius.
- Teknologi Relevan: Penting untuk memilih teknologi monorail yang paling mutakhir dan efisien, serta cara mengintegrasikannya dengan sistem transportasi yang sudah ada dan sedang dikembangkan.
- Prioritas Pembangunan: Pemerintah daerah dan pusat perlu menyepakati prioritas pembangunan transportasi, mengingat proyek MRT dan LRT juga sedang berjalan.
Desakan dari tokoh senior seperti Pramono Anung ini diharapkan dapat mendorong pemerintah pusat dan daerah untuk serius meninjau kembali nasib proyek monorail Jakarta. Jika berhasil diselesaikan, monorail tidak hanya akan menjadi simbol infrastruktur modern, tetapi juga solusi konkret untuk masalah kemacetan yang telah membebani Ibu Kota selama beberapa dekade.
- Penulis: Aydin prayata