Pihak Keluarga Tanggapi Bocah Aksi Vulgar di Purbalingga: Mohon Perekam Video untuk memberikan Klarifikasi
- account_circle Admin
- calendar_month
- comment 0 komentar

Tangkapan layar video sekelompok anak kecil teror pengunjung GOR Purbalingga, Jawa Tengah dengan memamerkan alat kelamin.
Keluarga anak-anak kecil yang memamerkan alat vitalnya kepada pengunjung di Gelanggang Olahraga (GOR) Goentoer Darjono Kabupaten Purbalingga akhirnya memberi klarifikasi.
Video yang memperlihatkan aksi vulgar sekelompok anak kecil tersebut direkam oleh salah satu pengunjung GOR Purbalingga dan tersebar secara berantai di media sosial, Kamis 5 Mei 2022.
Dalam video berdurasi 30 detik itu, nampak seorang pengunjung wanita tengah berolahraga di jalan lingkar GOR.
Dari arah berlawanan, datang sekitar tiga anak kecil yang berjalan menghampiri wanita tersebut.
Begitu mereka saling berhadapan, bocah laki-laki yang belum diketahui identitasnya ini tiba-tiba mengeluarkan alat kelamin dan dipamerkannya kepada wanita tersebut.
Spontan wanita yang sedang berjalan itu langsung berteriak dan berlari menjauh.
“Ih saru dek, saru! Hih amit-amit, deneng pada kaya kie si, bocah cilik (kok pada seperti ini, anak kecil),” teriak wanita dalam video.
Dia dan sang perekam sempat menasihati bocah itu namun teman-temannya yang nampak lebih muda justru beramai-ramai mendekat dan melakukan hal yang sama.
Melihat viralnya video tersebut, ayah para bocah yang terekam dalam video yang dilansir Purbalinggaku.com, Jumat 6 Mei 2022.
Pria berinisial S (28) ini meminta maaf atas kenakalan putranya yang bertindak tidak senonoh di tempat umum.
Ketiga anak yang terekam dalam video, kata S, merupakan kakak beradik. Mereka tinggal bersama ibunya di Kecamatan Kaligondang.
“Kronologinya saya tidak tahu, anak itu posisi sedang diasuh ibunya. Saya sendiri posisinya di luar kota, terus lihat video itu kan saya kaget sekali,” katanya melalui sambungan telepon.
S meminta kepada masyarakat untuk berhenti menyebarkan video kenakalan anaknya tersebut. Dia khawatir viralnya video tersebut akan berpengaruh pada psikologis putra-putranya.
“Saya minta masyarakat untuk berhenti menyebarkan video-video anak saya, kasihan masih kecil umur 7 tahun, nanti di-bully sama teman-temannya di sekolah,” ujarnya.
Maklum jika kenakalan putranya sudah di luar batas wajar. Namun bagi dia, anak kecil tetaplah anak kecil yang belum dapat membedakan mana nilai-nilai yang baik dan buruk.
Selain itu, S juga berharap kepada perekam video dan yang menyebarkan pertama kali untuk memberikan klarifikasi secara terbuka.
“Saya mohon perekam video untuk memberikan klarifikasi secara terbuka. Lebih bijak jika mendapati kenakalan anak itu dinasihati, jangan malah divideo terus diviralkan, apalagi itu wajahnya kelihatan semua, itu kan tidak disensor,” pungkasnya.
SC: Purbalinggaku
- Penulis: Admin
Saat ini belum ada komentar