Peringatan International Women’s Day, Mahasiswa Cipayung Kohati, Sarinah, Kopri Geruduk Pemkab Bekasi
- account_circle Admin
- calendar_month
- comment 0 komentar

Peringatan International Women's Day, Perempuan Kelompok Cipayung Aksi di Kantor Pemerintah Kabupaten Bekasi. FOTO: Istimewa.
BEKASI – Mahasiswa Kelompok Cipayung Bekasi yang tergabung dari Perempuan Sarinah Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Korps HMI Wati (Kohati), Korps PMII Putri (Kopri) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) melakukan Aksi di halaman kantor Pemerintah (Pemkab) Kabupaten Bekasi, pada Selasa (8/3/2022).
Dalam keterangan tertulis agitasi nya, mereka berangkat dari segala bentuk keresahan tentang potret Kabupaten Bekasi yang makin menunjukan ketidakberpihakan pada isu-isu perempuan dan anak.
“Pemerintah kita yang tidak ramah terhadap kasus kekerasan dan pelecehan seksual juga bisa kita saksikan. Maraknya kasus-kasus kekerasan dan pelecehan seksual dalam bentuk fisik maupun nonfisik bisa kita lihat, bahkan rasakan. Korban-korban yang mayoritas perempuan dan anak perempuan menjadi sasaran kasus kekerasan seksual dan itu terjadi disekeliling kita. Bisa jadi tetangga kita, keluarga, anak, kakak, ibu, teman perempuan dan seterusnya,” tulis mereka dalam keteranganya.
Sementara, Ketua Korps HMI Wati (Kohati) Bekasi Sarah Amalia saat dikonformasi mengatakan perempuan dan anak adalah pemimpin dan pembuat perubahan yang efektif dan kuat untuk adaptasi dan mitigasi iklim.
“Mereka terlibat dalam inisiatif keberlanjutan di seluruh dunia, partisipasi serta kepemimpinan mereka menghasilkan aksi iklim yang lebih efektif. Dan yang kami dapatkan atas diskusi hari ini, DP3A akan lebih membuka mata lagi dalam kasus kekerasan dan pelecehan seksual terhadap anak dan perempuan. Tapi sangat disayangkan, dinas terkait belum bisa transparansi atas data kasus yang terjadi 3tahun belakangan ini,”kata Syarah Amalia.
Ditambahkan, Ketua Korps PMII Putri (Kopri) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kabupaten Bekasi Anissa Budi menuturkan Kopri memandang perlu adanya gerakan lanjutan untuk merefleksikan bahwa sampai hari ini ternyata masih banyak kesenjangan.
“Sebenernya karena sekarang momen international woman day, berangkat dari bagaimana dulu sejarah menceritakan bahwa ada gerakan perempuan yang menuntut mengenai upah pekerjaan dan ranah-ranah publik yang lainnya mengingat hal tersebut,”ujarnya.
Lebih lanjut kata dia, “Persoalan-persoalan utamanya mengenai perempuan dan anak. Kopri sendiri paling utamakan menuntut hak Mendorong Disdik untuk membuat kurikulum atau mata pelajaran yang isinya adalah mengenai seks education,”ungkapnya.
Saat dihubungi Korlap Aksi, Indah sekaligus perwakilan dari Sarinah GMNI menjelaskan akan terus dorong melalui kelompok cipayung ini.
“Cipayung terus dorong para perempuan menjadi agen perubahan bagi dunia ilmu pengetahuan, karena perempuan merupakan individu penggerak motor perubahan kesadaran serta pembangunan yang berkeadilan,”kata Indah.
Reporter: Iky
Editor: Wilujeng Nurani
- Penulis: Admin
Saat ini belum ada komentar