Pasukan Israel menyerang, menyerbu Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza tanpa peringatan | Berita Gaza
- account_circle Admin
- calendar_month
- comment 0 komentar

[ad_1]
Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan Israel tidak mengeluarkan peringatan atas serangan terhadap rumah sakit yang menewaskan empat staf tersebut.
Setidaknya empat staf tewas ketika beberapa serangan udara menghantam Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza dan pasukan Israel menyerbu fasilitas tersebut, menurut direktur rumah sakit dan badan Pertahanan Sipil di daerah kantong tersebut.
Hossam Abu Safieh, direktur salah satu pusat kesehatan yang masih berfungsi terakhir di Gaza utara mengatakan serangkaian serangan udara menghantam sisi utara dan barat rumah sakit pada hari Jumat, “disertai dengan tembakan yang intens dan langsung”.
Tidak ada ahli bedah yang tersisa di rumah sakit, tambahnya.
Tentara menyerbu ke dalam rumah sakit dan memerintahkan semua staf, pasien, dan pengungsi ke halamannya sebelum mengizinkan mereka beberapa jam kemudian untuk kembali ke dalam.
Richard Peeperkorn, juru bicara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), badan kesehatan PBB, mengatakan “tidak ada peringatan resmi atau perintah evakuasi sebelum pemboman… rumah sakit, hanya rumor yang menyebarkan kepanikan.”

Hal ini terjadi hanya seminggu setelah WHO memfasilitasi masuknya delegasi medis darurat Indonesia ke rumah sakit untuk pertama kalinya dalam 60 hari. Fasilitas tersebut telah kehabisan sebagian besar persediaan, termasuk bahan bakar.
Abu Safieh mengatakan beberapa staf rumah sakit, termasuk tim gawat darurat, diperintahkan meninggalkan lokasi untuk selamanya.
Peeperkorn mengatakan fakta bahwa serangan terhadap rumah sakit terjadi setelah pemerintah Israel mengizinkan masuknya delegasi medis sangat meresahkan staf dan pasien.
“Dalam satu minggu, mereka merasa terpaksa, takut, atau apa pun itu, untuk pergi,” kata Peeperkorn pada konferensi pers di Jenewa. “Hal ini sangat memprihatinkan dan tidak boleh terjadi.”
Rumah sakit itu “minimal berfungsi”, katanya. Menurut WHO, sekitar 12.000 pasien di seluruh Gaza memerlukan evakuasi medis namun sejauh ini hanya 78 yang telah dievakuasi.

Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan tiga rumah sakit utama di Gaza utara hampir tidak berfungsi dan telah berulang kali diserang sejak Israel mengirim tank ke kota Beit Lahiya di utara dan di dekatnya Beit Hanoon dan Jabalia pada bulan Oktober.
Kementerian pada hari Jumat menuduh militer Israel melakukan “kejahatan perang” di Rumah Sakit Kamal Adwan dengan melakukan “segala bentuk pembunuhan dan kekerasan di dalam dan di sekitar rumah sakit tersebut”.
“Korban luka yang masih berada di dalam berada dalam kondisi kritis dan membutuhkan perawatan medis segera,” tambahnya.
Tentara Israel belum mengomentari serangan tersebut. Beit Lahiya telah menjadi lokasi operasi militer intensif selama dua bulan terakhir dan meningkat dalam beberapa hari terakhir, memaksa ribuan orang melarikan diri dari pemboman tersebut.
Mengosongkan rumah sakit
Tareq Abu Azzoum dari Al Jazeera, melaporkan dari Deir el-Balah di Gaza tengah, mengatakan sumber-sumber medis mengonfirmasi bahwa militer Israel memerintahkan pasien keluar dari fasilitas tersebut sementara delegasi medis Indonesia dapat melarikan diri ke Rumah Sakit Arab al-Ahli di Kota Gaza.
“Tampaknya mereka mencoba mengosongkan fasilitas medis di Gaza utara dan mendorong warga sipil untuk pindah ke Kota Gaza untuk menerapkan kontrol militer yang signifikan di wilayah tersebut,” katanya.
Rumah sakit, stafnya, pasien dan kendaraannya dilindungi berdasarkan hukum internasional.
Sebuah pesawat tak berawak Israel pekan lalu menewaskan Ahmed al-Kahlout, direktur Unit Perawatan Intensif Rumah Sakit Kamal Adwan, ketika ia dilaporkan melewati gerbang rumah sakit yang terkepung di Gaza utara.
Israel menuduh pejuang Hamas menggunakan bangunan sipil, termasuk rumah sakit, sekolah dan blok apartemen, untuk perlindungan operasional. Hamas membantah hal ini, dan menuduh Israel melakukan pemboman dan penyerangan tanpa pandang bulu.
[ad_2]
Sumber: aljazeera.com
- Penulis: Admin