Natal yang suram di Betlehem di tengah pembunuhan Israel terhadap warga Palestina | Berita konflik Israel-Palestina
- account_circle Admin
- calendar_month
- comment 0 komentar

[ad_1]
Dengan tidak adanya pohon Natal atau dekorasi yang menghiasi Gereja Kelahiran, yang dihormati sebagai tempat kelahiran Yesus Kristus, keceriaan liburan tidak ada di kota Betlehem di Tepi Barat yang diduduki Israel pada hari Selasa.
Di pusat kota Betlehem, Pasukan Pramuka Terra Sancta, mengenakan syal merah, berjalan menyusuri jalan perbelanjaan utama tempat para pedagang menjual nougat dan shawarma.
Suara manis anak-anak yang menyanyikan lagu-lagu Natal memenuhi udara, sangat kontras dengan pesan suram di spanduk yang mereka pegang: “Kami menginginkan kehidupan, bukan kematian”, dan “Hentikan genosida di Gaza sekarang!”
Untuk tahun kedua berturut-turut, perayaan Natal di Betlehem dibayangi perang.
Sebuah pohon Natal besar biasanya berdiri di Manger Square, di seberang Gereja Kelahiran yang dibangun di atas sebuah gua tempat umat Kristen percaya bahwa Yesus dilahirkan lebih dari 2.000 tahun yang lalu.
Namun seperti tahun lalu, pemerintah kota Betlehem memutuskan untuk memilih perayaan sederhana untuk menghormati penderitaan warga Palestina di Gaza.
Bagi umat Kristiani di Tanah Suci, yang berjumlah sekitar 185.000 di Israel dan 47.000 di wilayah Palestina, doa dapat memberikan penghiburan dan harapan untuk masa depan yang lebih baik.
“Kami akan berdoa dan memohon kepada Tuhan untuk mengakhiri penderitaan kami, memberikan kedamaian yang kami harapkan, kedamaian yang Yesus bawa ke dunia,” kata Anton Salman, Wali Kota Betlehem.
Uskup Agung Pierbattista Pizzaballa, patriark Latin Yerusalem yang memimpin misa di Gaza pada hari Minggu, berbagi pesan harapan yang sama ketika ia bersiap untuk memimpin misa tengah malam di Betlehem.
“Saya baru tiba kemarin dari Gaza. Saya melihat semuanya hancur, kemiskinan, bencana,” ujarnya.
“Tetapi saya juga melihat kehidupan – mereka tidak menyerah. Jadi kamu juga tidak boleh menyerah. Tidak pernah,” tambah Pizzaballa dalam pidatonya di luar Bethlehem Peace Center, sebuah tempat kebudayaan.
“Kami lebih kuat, kami milik terang, bukan milik kegelapan,” katanya sambil berdiri di samping bendera Palestina. “Tahun depan, kami ingin melihat pohon Natal terbesar yang pernah ada.”
[ad_2]
Sumber: aljazeera.com
- Penulis: Admin