light_mode
Beranda » Nasional » Mengurai Benang Kusut Toleransi Internal Umat Islam

Mengurai Benang Kusut Toleransi Internal Umat Islam

  • account_circle Tryan Muhammad Syafti
  • calendar_month
  • comment 0 komentar

Indonesia, sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, menyimpan ironi yang mendalam. Di satu sisi, keragaman adalah napas keseharian bangsa ini. Namun di sisi lain, tak jarang kita menyaksikan fenomena perpecahan internal di kalangan umat Islam sendiri. Lebih spesifik lagi, perdebatan sengit hingga perpecahan kerap muncul dari isu-isu furu’iyah – masalah-masalah cabang dalam fikih yang sejatinya berada dalam ranah perbedaan pendapat yang ditoleransi (ikhtilaf).

Mengurai Akar Masalah Ketidaktoleranan Internal

Setelah melalui refleksi dan analisis mendalam, beberapa faktor fundamental tampak berkontribusi signifikan terhadap mengerasnya perbedaan pandangan dalam isu furu’iyah hingga berujung pada ketidaktoleranan:

  1. Primordialisme Kelompok dan Identitas yang Kaku: Fenomena “ego kelompok” atau ashabiyah dalam skala kecil seringkali muncul, di mana interpretasi partikular terhadap furu’iyah dijadikan sebagai penanda utama identitas dan superioritas sebuah kelompok. Perbedaan minor lantas dipersepsikan sebagai ancaman terhadap eksistensi dan “kemurnian” ajaran kelompok tersebut, mengabaikan substansi ajaran Islam yang lebih universal.
  2. Literasi Sejarah dan Khazanah Intelektual Islam yang Terbatas: Kurangnya pemahaman komprehensif terhadap kekayaan sejarah pemikiran Islam—yang sarat dengan dinamika perbedaan pendapat para ulama mazhab secara santun dan produktif—turut menyumbang pada pandangan yang sempit. Sejarah mencatat bagaimana para imam besar saling menghargai perbedaan furu’iyah, sebuah tradisi intelektual yang sayangnya kurang tereplikasi di masa kini.
  3. Pendekatan Dakwah yang Simplistik dan Hitam-Putih: Beberapa metode dakwah cenderung menyederhanakan persoalan kompleks furu’iyah menjadi dikotomi benar-salah, sunnah-bid’ah, bahkan surga-neraka secara absolut. Fokus pada aspek ritual-simbolik tanpa diimbangi penjelasan mengenai maqasid asy-syari’ah (tujuan-tujuan fundamental syariat) dan fiqh al-awlawiyyat (pemahaman prioritas) dapat melahirkan sikap kaku dan mudah menghakimi.
  4. Faktor Psikologis dan Kognitif: Kecenderungan psikologis seperti confirmation bias (mencari pembenaran atas keyakinan yang sudah ada) dan terbentuknya echo chambers (ruang gema) di era digital turut memperkuat keyakinan partikular dan menumpulkan sensitivitas terhadap perspektif berbeda. Hal ini menjadikan dialog yang sehat semakin sulit terwujud.

Menuju Solusi Konstruktif dan Berkelanjutan

Mengatasi masalah kompleks ini membutuhkan upaya kolektif dan strategi multi-lapis yang berkelanjutan:

  1. Penguatan Literasi Keagamaan Kritis dan Komprehensif: Mendorong pendidikan agama yang tidak hanya bersifat doktrinal, tetapi juga membuka ruang untuk pemahaman historis, kontekstual, dan apresiasi terhadap keragaman metodologi (manhaj) serta pendapat dalam fikih Islam. Memperkenalkan kembali adab al-ikhtilaf (etika berbeda pendapat) sebagai bagian integral dari kurikulum keagamaan.
  2. Reformasi Narasi dan Pendekatan Dakwah: Para da’i, ulama, dan lembaga keagamaan memiliki peran sentral dalam mempromosikan narasi dakwah yang menyejukkan, menekankan persatuan (ukhuwah Islamiyah), substansi ajaran (akhlak, keadilan, kemaslahatan umum), dan maqasid syariah, ketimbang terjebak dalam perdebatan furu’iyah yang tidak produktif di ruang publik.
  3. Penciptaan dan Perluasan Ruang Dialog Inklusif: Memfasilitasi forum-forum dialog yang aman dan konstruktif antar berbagai kelompok dan pandangan dalam umat Islam, dengan tujuan saling memahami (tafahum), bukan saling mengalahkan.
  4. Peningkatan Literasi Digital dan Etika Bermedia Sosial: Mengedukasi masyarakat tentang pentingnya berpikir kritis dalam mengonsumsi konten keagamaan di dunia maya, serta mendorong tanggung jawab dalam menyebarkan informasi.
  5. Keteladanan dari Para Tokoh: Figur publik, tokoh agama, dan intelektual Muslim diharapkan dapat menjadi contoh dalam mempraktikkan toleransi, kedewasaan dalam menyikapi perbedaan, dan fokus pada isu-isu strategis umat.
  6. Mengalihkan Fokus pada Agenda Bersama Umat: Mendorong kolaborasi dan sinergi antar berbagai elemen umat Islam untuk mengatasi tantangan-tantangan nyata yang dihadapi bersama, seperti kemiskinan, ketidakadilan sosial, akses pendidikan berkualitas, dan isu lingkungan. Energi kolektif umat akan jauh lebih produktif jika disalurkan ke arah ini.

Perbedaan pandangan dalam isu-isu furu’iyah adalah keniscayaan historis dan intelektual dalam Islam. Namun, menjadikannya sebagai sumber perpecahan dan ketidaktoleranan adalah sebuah kemunduran yang merugikan umat secara keseluruhan. Sudah saatnya energi kolektif umat Islam Indonesia tidak lagi terkuras dalam perselisihan cabang yang tak berkesudahan, melainkan diarahkan untuk membangun peradaban yang lebih adil, berilmu, dan membawa rahmat bagi semesta alam. Toleransi internal, yang lahir dari pemahaman mendalam dan kelapangan dada, adalah kunci menuju kemajuan tersebut. Upaya ini membutuhkan kesadaran dan partisipasi aktif dari setiap individu Muslim.

  • Penulis: Tryan Muhammad Syafti

Rekomendasi Untuk Anda

  • Mantap! Kejari Kabupaten Bekasi Berhasil Pulihkan Uang Negara Rp29,95 Miliar

    Mantap! Kejari Kabupaten Bekasi Berhasil Pulihkan Uang Negara Rp29,95 Miliar

    • calendar_month
    • account_circle Admin
    • 0Komentar

    Kejaksaan Negeri (Kejari) Kabupaten Bekasi meraih predikat kinerja terbaik sepanjang tahun 2024 berdasarkan hasil penilaian Kejaksaan Tinggi Jawa Barat yang diumumkan melalui forum rapat koordinasi daerah institusi adhyaksa di Bandung beberapa waktu lalu. “Alhamdulillah kita berhasil menunjukkan kinerja terbaik sehingga mendapatkan peringkat pertama pada bidang perdata dan tata usaha negara di wilayah Kejaksaan Tinggi Jawa […]

  • Peris.ai Cybersecurity: Serangan Ransomware Brain Cipher pada Pusat Data Nasional Indonesia

    Peris.ai Cybersecurity: Serangan Ransomware Brain Cipher pada Pusat Data Nasional Indonesia

    • calendar_month
    • account_circle Admin
    • 0Komentar

    Dalam analisis ini, Peris.ai menelusuri serangan ransomware Brain Cipher terbaru yang menargetkan Pusat Data Nasional Indonesia. Peris.ai Cybersecurity mengeksplorasi metode yang digunakan oleh para penyerang, dampaknya terhadap data dan layanan kritis, serta langkah-langkah yang diambil untuk mengurangi ancaman tersebut. Analisis Peris.ai Cybersecurity: Serangan Ransomware Brain Cipher pada Pusat Data Nasional Indonesia Baru-baru ini, terjadi insiden […]

  • Jajak pendapat rilis musik Latin baru terbaik: Emilia, tini & lainnya

    Jajak pendapat rilis musik Latin baru terbaik: Emilia, tini & lainnya

    • calendar_month
    • account_circle Admin
    • 0Komentar

    [ad_1] Minggu ini, Billboard's Musik baru Latin Roundup dan Daftar Putar – dikuratori oleh Papan iklan Latin dan Billboard Español Editor – Menampilkan musik baru yang segar, termasuk album oleh Máximo Grado (Somos Leyenda), Fito paez (Novel), Venesti (Origen) dan Cano Natanael (Recordando Ariel Camacho). Plus, Emilia, Tini dan Nicki Nicole bekerja sama untuk “Blackout,” […]

  • Pemuda Muhammadiyah mendukung Jika Universitas Negeri di Bekasi Dibangun

    Pemuda Muhammadiyah mendukung Jika Universitas Negeri di Bekasi Dibangun

    • calendar_month
    • account_circle Admin
    • 0Komentar

    BEKASI – Pemerhati Kebijakan Publik, Fathin Robbani Sukmana mendorong pendirian Universitas Negeri/Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Kabupaten Bekasi. Ia berpendapat bahwa PTN merupakan salah satu faktor penting majunya sebuah Kabupaten atau Kota. “Pendirian PTN dapat mendukung berbagai program pemerintah untuk menyejahterakan rakyat,” kata dia. Pria yang sering disapa fathin ini berpendapat bahwa pendirian PTN dapat […]

  • Dynamic Duo mengumumkan konser pertama mereka di Jepang

    Dynamic Duo mengumumkan konser pertama mereka di Jepang

    • calendar_month
    • account_circle Admin
    • 0Komentar

    [ad_1] Duo hip-hop Korea Selatan Dynamic Duo akan mengawali tahun ini dengan pencapaian yang menarik. Sesuai dengan poster yang diunggah Budaya Amubamedia sosial, Choiza Dan Gaeko dari Dynamic Duo akan tampil pada tanggal 28 dan 29 Maret di Duo Music Exchange di Shibuya. '앞으로 가끔 보자 (Sampai jumpa di masa depan)' menandai pertunjukan solo pertama […]

  • Alasan Pencipta ‘Emily in Paris’ Memilih Roma

    Alasan Pencipta ‘Emily in Paris’ Memilih Roma

    • calendar_month
    • account_circle Admin
    • 0Komentar

    [ad_1] Emily Cooper dari Lily Collins menjadi kurang Emily di Paris dan lebih banyak lagi Emily di Roma di bagian 2 musim 4, tetapi pembuat acara mengatakan perjalanan internasional membantu memperluas cerita. Darren Star “ingin memperluas jejak acaranya” dan “memperluas jagat raya” dalam seri keempatnya, ungkapnya kepada PEOPLE di karpet merah pada pemutaran perdana musim […]

expand_less