Maraknya Skincare Ilegal, Dokter Kecantikan di Cikarang Buka Suara
- account_circle Admin
- calendar_month
- comment 0 komentar

Menurut Claudia, krim ini jika diberikan sesuai indikasi dan sesuai peruntukannya itu baik. Khususnya saat dipakai efeknya cerah, dan glowing pada pemakaian di satu hingga dua minggu diawal.
Memiliki wajah cantik menjadi idaman para wanita. Sehingga, banyak mereka yang rutin perawatan menggunakan skincare.
Akan tetapi, perlu diwaspadai ditengah maraknya skincare ilegal yang beredar di masyarakat. Tentu, ini sangat berbahaya dan memiliki resiko bagi kulit.
Dokter Skincare Profesional Mutiara Aesthetic Clinic Distrik 1 Meikarta, Cikarang, Kabupaten Bekasi, dr Claudia mengatakan perawatan dengan skincare yang dianjurkan adalah yang menggunakan produk terbaik.
Produk terbaik yang dimaksud tidak harus mahal, yang penting tidak mengandung bahan berbahaya, dan pastinya sudah BPOM.
“Hal-hal yang harus diperhatikan, untuk pertama memilih skincare itu harus ada BPOM-nya itu pasti,” kata dr Claudia.
Dia melanjutkan, pilihan produk yang dijual resmi dan juga sesuai kebutuhan pada kulit wajah.
Lalu, misalkan sudah menggunakan suatu skincare dan dirasa cocok tidak ada keluhan. Maka, diharapkan jangan menggantinya. Sebab, jika menggantinya belum tentu cocok dan justru akan timbul masalah.
“Saya boleh sarankan jangan diganti-ganti, banyak produk nih, biasanya para wanita karena melihat iklan si A, si B, si C jadi akhirnya ganti skincarenya dengan yang baru dan kebanyakan akan ada keluhan,” imbuhnya.
Kata Claudia, ada kasus pasiennya awalnya tidak bermasalah mulus tanpa masalah karena ganti-ganti skincare sehingga ada masalah pada kulitnya.
Banyak muncul produk dan diakui bagus, akan tetapi kandungannya tidak sama antar produk dan terkadang menimbulkan reaksi tidak cocok dipenggunanya.
“Ini harus menjadi perhatian juga, ya disarankan konsultasi ke dokter kecantikan, apalagi jika alami kondisi keluhan,” imbuhnya.
Dia menegaskan, secara etika dokter tidak boleh menjual produk tertentu. Akan tetapi, menyarankan produk sesuai kebutuhan kulit wajahnya hasil diagnosa.
Untuk di Mutiara Aesthetic Clinic, tegas Claudia, tidak menjual produk skincare tertentu atau bahkan produk berlabel klinik.
Akan tetapi, pihaknya berfokus untuk berikan layanan jasa perawatan. Ketika, pasien datang dalam kondisi kusam, atau berflek akan berikan treatment bermacam-macam. Seperti laser, inejeksi salmon DNA, ada peeling wajah.
“Seorang dokter tidak diperkenan untuk menjual suatu produk, artinya menjual produk merek-merek tertentu. Kita menjual produk a, b merek c. Ini lebih bagus daripada ini, itu sebenarnya aecara etis tidak diperkenannya. Jadi tugas kami mengedukasi pasien untuk membantu memilihkan kandungan apa saja yang mereka butuhkan, sesuai kebutuhan kulit wajah,” beber dia.
Artinya, untuk merek skincare bisa disesuaikan dengan kantong atau kemampuan masing-masing. Karena suatu produk dengan produk yang lain harganya berbeda-berda.
Untuk di Mutiara Aesthetic Clinic, pasien datang rata-rata sudah teredukasi. Mereka biasanya sudah punya skincare masing-masing, dan jika tidak ada keluhan boleh mereka lanjut.
Tapi jika mereka datang belum memiliki skincare dam rutinitasnya atau tidak cocok dengan skincarenya. Maka pihaknya bantu mengarahkan pasien ini sesuai kebutuhan apa-apa saja.
Sumber: TribunBekasi
- Penulis: Admin