Indonesia Amankan Komitmen Investasi Rp 15 Triliun untuk Pabrik Komponen Kendaraan Listrik di Batang
- account_circle Admin
- calendar_month
- comment 0 komentar

Jakarta, 27 Mei 2025 – Indonesia kembali menunjukkan daya tariknya sebagai destinasi investasi strategis di sektor kendaraan listrik (EV). Pemerintah hari ini mengumumkan telah berhasil mengamankan komitmen investasi senilai Rp 15 triliun dari sebuah konsorsium perusahaan otomotif global untuk membangun pabrik komponen kunci kendaraan listrik di Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang, Jawa Tengah.
Pengumuman ini disampaikan langsung oleh Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, setelah pertemuan dengan perwakilan konsorsium di Jakarta. Investasi ini difokuskan pada produksi baterai dan powertrain (sistem penggerak) untuk kendaraan listrik.
“Ini adalah bukti nyata kepercayaan investor global terhadap iklim investasi dan potensi pasar EV di Indonesia. Investasi senilai Rp 15 triliun ini akan memperkuat ekosistem kendaraan listrik kita dari hulu ke hilir,” ujar Menteri Bahlil. Ia menambahkan bahwa pembangunan pabrik ini diharapkan dapat menyerap ribuan tenaga kerja lokal dan mulai beroperasi pada kuartal ketiga tahun 2027.
Langkah ini sejalan dengan ambisi pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai pemain utama dalam rantai pasok global kendaraan listrik, memanfaatkan cadangan nikel terbesar di dunia sebagai bahan baku utama baterai. Pembangunan pabrik komponen di KIT Batang ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada impor dan meningkatkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) untuk kendaraan listrik yang diproduksi di Indonesia.
Pihak konsorsium (yang namanya masih dirahasiakan hingga penandatanganan resmi) menyatakan optimismenya terhadap proyek ini. “Indonesia memiliki potensi luar biasa, tidak hanya dari sisi sumber daya alam tetapi juga pasar domestik yang besar. Kami berkomitmen untuk membawa teknologi terkini dan mendukung program hilirisasi pemerintah Indonesia,” kata juru bicara konsorsium.
Kalangan analis ekonomi menyambut baik berita ini, namun mengingatkan pemerintah untuk terus menjaga konsistensi kebijakan dan kemudahan berusaha. “Investasi besar seperti ini membutuhkan kepastian hukum dan iklim usaha yang stabil. Selain itu, penyiapan SDM terampil di bidang teknologi EV juga menjadi kunci agar manfaat investasi ini bisa dirasakan secara maksimal oleh masyarakat lokal,” kata Bhima Yudhistira, Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS).
Dengan masuknya investasi baru ini, persaingan di pasar kendaraan listrik Indonesia diperkirakan akan semakin ketat, yang pada akhirnya diharapkan dapat memberikan lebih banyak pilihan dan harga yang lebih terjangkau bagi konsumen, serta mempercepat transisi menuju transportasi yang lebih ramah lingkungan.
- Penulis: Admin