Ikuti Tren TikTok, Puluhan Siswa SD di Situbondo Sayat Lengan Sendiri
- account_circle Admin
- calendar_month
- comment 0 komentar

TikTok Ilustrasi
terkenal.co.id – Puluhan siswa Sekolah Dasar (SD) di Situbondo, Jawa Timur sengaja menyayat lengannya sendiri demi mengikuti tren di media sosial TikTok.
Tren tersebut bernama Barcode Korea, yaitu tren menyayat tangan untuk membentuk barcode atau kode batang, dan merasa itu akan mempercantik tangan. Setelah itu, mereka mengunggah di TikTok dengan hastag #BarcodeKorea.
Siswa SD yang disebut berusia 10-12 tahun itu mengaku menyayat tangannya menggunakan DDA stik yang dijual salah seorang pedagang keliling di sekitar sekolahnya.
Atas fenomena ini, pihak sekolah kemudian melakuakn tindakan dengan langsung memeriksa semua siswa.
“Di sekolah kami ternyata ditemukan sekitar 10 siswa lebih yang lengannya juga tersayat. Kami langsung melakukan pembinaan dan memanggil orang tuanya,” kata seorang kepala sekolah sebuah SD di kawasan Situbondo Kota.
“Kami juga menutup sementara akses para pedagang keliling yang berjualan di sekolah. Karena dari pengakuan siswa, mereka membeli alat itu dari pedagang keliling,” imbuhnya.
Sementara itu, Kabid Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Situbondo, Supiyono menyebut, pihaknya akan menggandeng para korwil di tingkat SD. Lalu menggandeng MKKS (musyawarah kerja kepala sekolah) untuk menangani masalah yang berada di SMP.
“Karena tak menutup kemungkinan fenomena itu juga terjadi pada banyak siswa SD dan SMP lainnya,” kata Supiyono.
Disdikbud Situbondo juga akan melibatkan sejumlah pihak untuk menangani tren ini. Termasuk, para orang tua siswa melalui komite yang ada di masing-masing sekolah.
“Kondisi saat ini memang serba repot. Di sekolah mungkin bisa diperketat pemakaian gawai. Tapi saat sudah berada di rumah, mungkin dibebaskan membuka medsos dan lain-lain,” ujarnya.
Oleh sebab itu, Supriyono menekankan peran semua pihak dalam pengawasan anak untuk membuka gawai harus benar-benar terintegrasi. Pun juga pengawasan anak dalam bermedsos.
Editor: Wilujeng Nurani
- Penulis: Admin
Saat ini belum ada komentar