Fenomena Langka Strawberry Moon 2025 Hiasi Langit Indonesia Malam Ini, Catat Waktu dan Keistimewaannya!
- account_circle Salomo Rudianto
- calendar_month
- comment 0 komentar

Fenomena Langka Strawberry Moon 2025 Hiasi Langit Indonesia Malam Ini, Catat Waktu dan Keistimewaannya!
JAKARTA – Para pencinta fenomena langit di seluruh Indonesia akan disuguhi pemandangan istimewa malam ini. Bulan Purnama Juni, yang dikenal dengan sebutan “Strawberry Moon” atau Bulan Stroberi, akan mencapai puncak kecerahannya pada hari ini, Rabu, 11 Juni 2025.
Meskipun namanya berbau buah-buahan, fenomena ini tidak akan membuat bulan tampak berwarna merah muda seperti stroberi. Nama ini berasal dari tradisi suku Algonquin di Amerika Utara yang menandai bulan purnama di bulan Juni sebagai waktu yang tepat untuk memanen buah stroberi liar.
Tahun ini, Strawberry Moon menjadi lebih spesial karena bertepatan dengan fenomena astronomi langka yang disebut “Major Lunar Standstill” atau jeda bulan mayor, yang membuat posisi bulan di langit akan tampak sangat rendah, sebuah kejadian yang hanya terulang setiap 18,6 tahun sekali.
Waktu Terbaik untuk Mengamati
Menurut data astronomi, puncak fase purnama Strawberry Moon 2025 akan terjadi pada siang hari di Indonesia, sekitar pukul 14:44 WIB.
Meskipun demikian, waktu terbaik untuk menikmati keindahannya adalah saat bulan terbit di ufuk timur setelah matahari terbenam. Pada malam hari tanggal 10 dan 11 Juni 2025, bulan akan tampak penuh dan memukau.
Saat terbit, bulan akan terlihat lebih besar dan berwarna keemasan atau oranye karena ilusi optik dan pembiasan cahaya oleh atmosfer bumi.
Keistimewaan Strawberry Moon 2025: Jeda Bulan Mayor
Fenomena “Major Lunar Standstill” menjadikan Strawberry Moon tahun ini istimewa. Posisi bulan akan berada pada titik terendahnya di langit dalam hampir dua dekade terakhir, tepatnya sejak tahun 2006.
Posisi rendah ini membuat bulan akan bersinar melalui lapisan atmosfer yang lebih tebal di dekat cakrawala, yang berpotensi meningkatkan rona keemasan atau kemerahannya. Fenomena langka ini baru akan terjadi lagi pada tahun 2043.
Asal-Usul Nama dan Julukan Lain
Selain Strawberry Moon, bulan purnama bulan Juni memiliki beberapa nama lain di berbagai kebudayaan:
- Rose Moon (Bulan Mawar): Di Eropa, bulan purnama ini menandai musim mekarnya bunga mawar.
- Honey Moon (Bulan Madu): Nama ini juga berasal dari Eropa, menandakan waktu untuk memanen madu. Tradisi ini juga dikaitkan dengan bulan Juni sebagai bulan favorit untuk pernikahan, yang melahirkan istilah “honeymoon” atau bulan madu.
- Hot Moon (Bulan Panas): Julukan ini menandai dimulainya musim panas di belahan bumi utara.
Tips Mengamati Strawberry Moon
Anda tidak memerlukan peralatan khusus untuk menikmati fenomena ini. Cukup dengan mata telanjang, Anda sudah bisa menyaksikan keindahannya. Berikut beberapa tips untuk mendapatkan pengalaman terbaik:
- Cari Lokasi Terbuka: Pilihlah tempat dengan pandangan luas ke arah timur yang bebas dari halangan gedung tinggi atau pepohonan, seperti pantai, lapangan, atau puncak bukit.
- Jauhi Polusi Cahaya: Semakin gelap lokasi Anda, semakin jelas dan terang penampakan bulan dan bintang di sekitarnya.
- Periksa Cuaca: Pastikan kondisi cuaca di lokasi Anda cerah dan tidak berawan untuk visibilitas maksimal.
- Gunakan Alat Bantu (Opsional): Jika memiliki teropong atau kamera dengan lensa tele, Anda bisa melihat detail kawah di permukaan bulan dengan lebih jelas.
Jangan lewatkan kesempatan langka ini untuk menyaksikan salah satu pertunjukan alam paling memukau. Ajak keluarga dan kerabat untuk bersama-sama menengadah ke langit malam ini dan nikmati pesona Strawberry Moon 2025.
- Penulis: Salomo Rudianto