Direktur Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza memohon bantuan sebelum 'terlambat' | Berita konflik Israel-Palestina
- account_circle Admin
- calendar_month
- comment 0 komentar

[ad_1]
Israel memerintahkan pengosongan fasilitas medis yang menampung hampir 400 warga sipil, termasuk bayi yang membutuhkan oksigen dan inkubator.
Direktur salah satu rumah sakit terakhir di Gaza yang masih berfungsi sebagian meminta bantuan, dan mengatakan bahwa pasukan Israel telah mengepung fasilitas medis tersebut.
Dr Hussam Abu Safia, direktur Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza utara, pada hari Senin mendesak masyarakat internasional untuk bertindak “sebelum terlambat”, dan menyebut situasinya “mengerikan”.
Dia mengatakan mematuhi perintah Israel untuk mengosongkan fasilitas tersebut “hampir mustahil” karena hampir 400 warga sipil masih berada di dalam, termasuk bayi yang membutuhkan oksigen dan inkubator.
“Pemboman berlanjut dari segala arah, mempengaruhi gedung, departemen dan staf. Ini adalah situasi yang serius dan sangat mengerikan,” kata Abu Safia.
Di luar rumah sakit di Beit Lahiya, pasukan Israel telah menempatkan bahan peledak di pintu gerbang. Saksi mata mengatakan kendaraan berpemandu otomatis mengirimkan kotak-kotak dengan tulisan “bahaya” di atasnya.
Koresponden Al Jazeera di Gaza Tareq Abu Azzoum mengatakan militer Israel telah mengerahkan kendaraan jarak jauh otomatis yang disebut “robot peledak” di sekitar rumah sakit.
“(Robot-robot itu) berisi berton-ton bahan peledak yang dapat menyebabkan kehancuran lingkungan,” kata Abu Azzoum.
“Kami telah melihat video yang dirilis oleh beberapa pekerja medis di dalam Rumah Sakit Kamal Adwan yang menunjukkan bagaimana militer Israel menggunakan alat ini di sekitar rumah sakit,” tambahnya, seraya menambahkan bahwa hal itu bisa menjadi tanda bahwa eskalasi lebih lanjut mungkin terjadi di wilayah tersebut. beberapa hari mendatang.
“Militer Israel secara sistematis berusaha memberikan tekanan besar pada tim medis dengan menyebabkan kerusakan parah di sekitar (rumah sakit),” kata Abu Azzoum.
Abu Safia berkata: “Dunia harus memahami bahwa rumah sakit kami menjadi sasaran dengan maksud untuk membunuh dan memaksa kami untuk mengungsi,” seraya menambahkan bahwa pemboman Israel tidak berhenti sepanjang Minggu malam, menghancurkan rumah-rumah dan bangunan di sekitarnya.
“Kami mendesak masyarakat internasional untuk segera melakukan intervensi dan menghentikan serangan sengit terhadap kami untuk melindungi sistem layanan kesehatan, pekerja dan pasien di dalamnya,” kata direktur rumah sakit tersebut.
Sejak Senin pagi, rumah sakit tersebut menjadi sasaran bom di halaman dan atap rumah sakit yang dijatuhkan oleh quadcopter, sekali lagi mengancam pasokan bahan bakar dan oksigen rumah sakit, katanya.
“Situasinya masih sangat berbahaya dan memerlukan intervensi internasional segera sebelum terlambat,” kata dokter tersebut.
Abu Safia mengajukan permohonan serupa pada hari Minggu, menuduh Israel secara langsung mengebom unit perawatan intensif rumah sakit tersebut.
Lebih dari 14 bulan serangan Israel telah menghancurkan Gaza dan membuat hampir seluruh 2,3 juta penduduknya mengungsi. Lebih dari 45.000 orang, sebagian besar anak-anak dan perempuan, tewas dalam serangan tersebut.
Genosida Israel terhadap warga Palestina dimulai tak lama setelah serangan pimpinan Hamas ke wilayah Israel pada 7 Oktober 2023 yang menewaskan hampir 1.100 orang, menurut pejabat Israel, dan sekitar 250 lainnya ditawan.
[ad_2]
Sumber: aljazeera.com
- Penulis: Admin