Democracia Corinthiana Ketika Sepak Bola Menjadi Simbol Perlawanan Demokrasi di Brasil
- account_circle Muhammad Delvian
- calendar_month
- comment 0 komentar

Democracia Corinthiana Ketika Sepak Bola Menjadi Simbol Perlawanan Demokrasi di Brasil
Pada awal 1980-an, di tengah kerasnya cengkeraman kediktatoran militer di Brasil, sebuah gerakan revolusioner lahir di dunia sepak bola yang dikenal sebagai Democracia Corinthiana. Ini adalah salah satu contoh paling memukau tentang bagaimana olahraga dapat menyatu dengan politik dan menjadi kekuatan pendorong perubahan sosial.
Gerakan ini berakar di dalam klub sepak bola Corinthians, dipelopori oleh kaptennya yang berkarisma dan berpendidikan tinggi, Sócrates. Secara fundamental, Democracia Corinthiana menerapkan prinsip demokrasi langsung dalam pengelolaan klub. Setiap keputusan penting, mulai dari perekrutan pemain, strategi di lapangan, hingga urusan logistik harian, diputuskan melalui pemungutan suara. Yang paling radikal, dalam sistem ini, suara seorang pemain bintang memiliki bobot yang sama dengan suara staf pendukung, sebuah anomali besar dalam dunia sepak bola yang biasanya sangat hierarkis dan otokratis. Hal ini menjadikan gerakan tersebut sebagai simbol perlawanan yang kuat terhadap struktur kekuasaan yang ada.
Namun, Democracia Corinthiana jauh lebih dari sekadar eksperimen internal klub. Ia adalah sebuah platform politik yang disengaja. Sócrates dan rekan-rekannya dengan berani memanfaatkan popularitas besar mereka untuk secara terbuka menantang rezim militer. Mereka seringkali memasuki lapangan dengan membawa spanduk yang menuntut pemilihan umum langsung dan mengenakan kaus bertuliskan “Democracia”.
Melalui aksi-aksi ini, mereka berhasil mengubah stadion sepak bola menjadi ruang aman bagi diskursus politik bagi jutaan orang. Setiap pertandingan Corinthians secara efektif menjadi aksi unjuk rasa damai yang ditonton publik luas. Gerakan ini secara cemerlang menunjukkan bagaimana sepak bola, ketika berada di tangan tokoh yang tepat, dapat bertransformasi menjadi alat pendidikan politik yang efektif dan menginspirasi perubahan sosial fundamental di tingkat nasional. Kisah Democracia Corinthiana membuktikan bahwa lapangan hijau bisa menjadi lebih dari sekadar arena olahraga, melainkan panggung perjuangan untuk kebebasan dan keadilan.
- Penulis: Muhammad Delvian