Demo Sopir Truk Kembali Terjadi di Surabaya, Tuntut Keadilan Tarif dan Penertiban Truk ODOL
- account_circle Aydin prayata
- calendar_month
- comment 0 komentar

Demo Sopir Truk Kembali Terjadi di Surabaya, Tuntut Keadilan Tarif dan Penertiban Truk ODOL
SURABAYA – 19 Juni 2025. Gabungan organisasi sopir truk di Surabaya hari ini kembali menggelar demonstrasi besar-besaran. Aksi yang terpusat di sekitar Jalan Lingkar Timur Surabaya dan jalur menuju pelabuhan ini mengakibatkan kemacetan parah dan mengganggu aliran logistik. Para sopir menyuarakan tuntutan mereka terkait stabilitas tarif angkutdan penertiban truk over dimension over load (ODOL) yang dianggap merugikan.
Sejak pagi, ratusan truk berpartisipasi dalam aksi ini, bergerak perlahan dan sesekali berhenti total sebagai bentuk protes. Mereka membawa spanduk dan poster dengan pesan-pesan seperti “Harga Solar Naik, Tarif Jangan Turun!”, “Tolak ODOL, Sejahterakan Sopir!”, dan “Stop Persaingan Tidak Sehat!”.
Dua Tuntutan Utama Sopir Truk
Para koordinator aksi menjelaskan bahwa demonstrasi ini adalah kelanjutan dari protes-protes sebelumnya yang mereka nilai belum ditanggapi serius. Ada dua masalah utama yang mereka soroti:
- Stabilitas Tarif Angkut: Para sopir mengeluhkan tidak adanya standar tarif angkut yang jelas, yang menyebabkan persaingan harga tidak sehat di antara penyedia jasa logistik. Situasi ini diperparah oleh harga bahan bakar, terutama solar, yang berfluktuasi tanpa diimbangi kenaikan pendapatan mereka. Mereka menuntut pemerintah daerah atau kementerian terkait untuk campur tangan dan menetapkan regulasi tarif angkut yang adil dan wajib dipatuhi.
- Penertiban ODOL: Praktik truk ODOL (kelebihan dimensi dan muatan) dianggap sebagai penyebab persaingan tidak sehat dan kerusakan jalan. Sopir yang mematuhi aturan merasa dirugikan karena kalah bersaing dengan truk ODOL yang bisa mengangkut muatan lebih banyak dengan biaya lebih rendah. Mereka mendesak penegakan hukum yang lebih tegas dan tanpa pandang bulu terhadap truk-truk ODOL.
Dampak Aksi dan Respon Pemerintah
Demonstrasi ini menyebabkan antrean panjang kendaraan logistik dan distribusi barang, terutama yang bergerak dari dan menuju Pelabuhan Tanjung Perak. Beberapa perusahaan ekspedisi terpaksa menunda pengiriman atau mencari rute alternatif, yang tentu saja menambah biaya dan waktu tempuh.
Pemerintah Kota Surabaya, melalui Dinas Perhubungan dan kepolisian, telah berupaya melakukan mediasi. Kepala Dinas Perhubungan Surabaya, Budi Harianto, menyatakan pihaknya memahami keluhan para sopir dan berjanji akan menyampaikan aspirasi ini kepada pemerintah pusat.
“Kami akan segera berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan dan pihak terkait lainnya untuk mencari solusi terbaik. Kami harap para sopir bisa memahami bahwa proses ini butuh waktu, dan kami mohon agar aksi ini tidak terlalu mengganggu kepentingan publik yang lebih luas,” jelas Budi.
Meskipun demikian, para sopir menegaskan akan terus melanjutkan aksi jika tuntutan mereka tidak segera ditindaklanjuti dengan kebijakan yang konkret. Mereka berharap pemerintah dapat melihat masalah ini sebagai isu kesejahteraan bagi ribuan sopir truk yang merupakan tulang punggung perekonomian dan distribusi logistik nasional.
- Penulis: Aydin prayata