BEM KM UGM Nyatakan Mosi Tidak Percaya kepada Rektor Terkait Dinamika Politik Nasional
- account_circle Admin
- calendar_month
- comment 0 komentar

Yogyakarta, 23 Mei 2025 — Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (BEM KM UGM) secara resmi menyatakan mosi tidak percaya terhadap Rektor UGM, Prof. Ova Emilia. Sikap ini muncul sebagai respons terhadap ketidakpuasan mahasiswa terhadap tanggapan Rektor atas berbagai dinamika politik nasional serta aksi massa yang telah berlangsung selama sepekan.
Dalam pernyataan resminya, BEM KM UGM menyoroti terpilihnya Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia 2024–2029. Mereka menilai proses politik ini sarat pelanggaran etika, pelanggaran HAM, serta penyimpangan konstitusi yang dianggap didukung diam-diam oleh elite intelektual termasuk UGM.
“Pemerintahan Prabowo diberlakukan tanpa pertimbangan mendalam terhadap kebijakan publik, mulai dari program makan bergizi gratis hingga revisi UU TNI yang berpotensi melemahkan reformasi militer,” tulis BEM KM UGM dalam surat resmi yang tersebar luas di media sosial. Mereka juga mengkritik tindakan represif terhadap mahasiswa yang menyuarakan kritik, yang bahkan berujung pada status tersangka.
Aksi mahasiswa UGM yang bermula dari kemah protes di Balairung sejak pekan lalu, memuncak pada pertemuan dengan Rektor UGM, Ova Emilia, pada 21 Mei 2025. Namun, BEM KM menilai hasil dialog tersebut nihil. “Hasilnya? Omon-omon!” tulis mereka, menyatakan kecewa terhadap tanggapan Rektor yang dianggap lembek dan tidak berpihak pada keadilan serta cita-cita reformasi.
Atas dasar itu, BEM KM UGM menyatakan Mosi Tidak Percaya secara terbuka kepada Ova Emilia sebagai Rektor. “Kami tidak akan mencabut mosi ini sampai Rektor menyatakan Mosi Tidak Percaya sebagai bukti keberpihakannya kepada Rakyat atau sesuatu yang setara dengannya,” tegas Tiyo Ardianto, Ketua BEM KM UGM, dalam surat pernyataan bertanggal 23 Mei 2025.
Pernyataan ini mencerminkan meningkatnya ketegangan antara mahasiswa dan otoritas kampus dalam menanggapi isu-isu politik nasional, serta menandai konsistensi UGM sebagai kampus kritis yang menjunjung nilai keadilan dan demokrasi.
- Penulis: Admin