Arisan Vega di Cikarang Makin Ugal-ugalan: Uang Tak Kembali, Dilaporkan ke Polres Metro Bekasi
- account_circle Admin
- calendar_month
- comment 0 komentar

Para korban lapor polisi.
Ratusan orang menjadi korban arisan bodong yang dikenal dengan nama Arisan Vega. Arisan yang dikelola oleh Mega Amalia Rahmadati alias Vega itu diduga membawa kabur dana peserta dengan total kerugian ditaksir mencapai lebih dari Rp5 miliar.
Menurut salah satu korban, Sakinah Aulia Rahmah (25), arisan tersebut telah berjalan hampir enam tahun dengan sistem mingguan dan bulanan. Nominal setoran atau gate bervariasi, mulai dari Rp1,5 juta hingga Rp20 juta. Ia mengaku telah ikut selama hampir empat tahun.
“Awalnya lancar. Setiap pencairan selalu tepat waktu, meski kadang mundur sedikit karena ada yang telat bayar,” ujar Sakinah Aulia Rahmah di Polres Metro Bekasi Senin (14/4/2025).
Namun, sejak Maret 2025, situasi mulai mencurigakan. Pencairan yang dijadwalkan untuk April tidak kunjung dilakukan. Vega sempat mengaku sakit dan terus menunda-nunda transfer hingga akhirnya menghilang sejak 10 April.
“Biasanya dia aktif bikin story di Instagram, tapi sejak itu sama sekali nggak ada kabar,” kata Sakinah.
Lebih mencurigakan lagi, Vega sempat mengirim pesan kepada admin grup arisan untuk mengumumkan bahwa admin sudah tidak lagi bekerja dengannya. Ia juga meminta maaf, menitipkan anaknya, dan menyuruh admin menutup seluruh grup. Pesan terakhirnya bernada seperti salam perpisahan.
“Kalau gue nggak ada umur, tolong maafin kesalahan gue. Gue nitip Vino,” tulis Vega dalam pesan yang disampaikan ke admin.
Sementara itu, Firda Ramadhani Putri (24), korban lainnya, mengaku baru bergabung pada akhir 2024. Ia mengenal arisan tersebut dari teman dan promosi Instagram yang melibatkan beberapa selebgram.
“Kelihatannya profesional, banyak yang ikut dan testimoni positif. Tapi ternyata bodong,” ungkapnya.
Firda mengalami kerugian sekitar Rp6 juta dan belum pernah menerima pencairan. Ia sempat mendapat informasi dari orang yang mengaku melihat Vega terakhir kali di kawasan Senayan dan Radio Dalam, Jakarta Selatan.
“Belum ada informasi pasti dia di mana. Tapi semoga cepat tertangkap,” ujarnya.
Para korban juga sudah mencoba mendatangi rumah pelaku yang beralamat di Serangbaru, Kabupaten Bekasi, namun rumah tersebut disebut telah diambil alih oleh orang lain.
Pelaku juga sempat tinggal di Perumahan Kosmos yang diduga digunakan sebagai tempat usaha jual-beli pakaian.
Lebih dari 300 orang menjadi korban, tersebar dari berbagai daerah bahkan luar negeri seperti Korea, Jepang. Beberapa korban juga menyebut pelaku pernah mengancam anggota grup agar tidak menyebarkan tangkapan layar percakapan, dengan dalih bisa dipidana.
Kasus ini telah dilaporkan ke Polres Metro Bekasi. Para korban berharap pihak berwenang segera menangkap pelaku dan mengungkap kasus ini secara tuntas.
“Uangnya mungkin sulit kembali, tapi setidaknya pelakunya harus bertanggung jawab,” tegasnya.
- Penulis: Admin