Aktivis terkemuka Palestina mengecam sanksi AS sebagai 'kegilaan' | Berita konflik Israel-Palestina
- account_circle Admin
- calendar_month
- comment 0 komentar

[ad_1]
Seorang aktivis Palestina terkemuka yang berbasis di Eropa mengecam Amerika Serikat karena menjatuhkan sanksi terhadapnya, dan menolak tindakan tersebut sebagai upaya untuk mencegahnya “melanjutkan pekerjaan saya untuk Palestina dan mengadvokasi hak-hak rakyat saya”.
Majed al-Zeer, yang berkewarganegaraan ganda Inggris dan Yordania, juga menolak tuduhan yang disebutkan dalam sanksi tersebut sebagai “benar-benar salah”.
“Ini gila,” katanya kepada Al Jazeera pada hari Kamis. “Itu mempengaruhi hidup saya secara sosial, karir saya, demi tuduhan. Tidak ada bukti apa pun.”
Al-Zeer menjelaskan, dia mengetahui sanksi tersebut awal pekan ini melalui pemberitaan media. Pada hari Senin, Departemen Keuangan AS mengidentifikasi al-Zeer sebagai salah satu dari tiga orang yang dikenakan sanksi karena dugaan hubungan dengan kelompok Palestina Hamas, yang disebut sebagai organisasi “teroris”.
Departemen Keuangan menuduh al-Zeer, yang tinggal di Inggris dan Jerman, sebagai “perwakilan senior Hamas” yang memainkan “peran penting dalam penggalangan dana kelompok teroris di Eropa”.
Namun al-Zeer, ketua Dewan Hubungan Politik Eropa-Palestina, membantah tuduhan itu dalam siaran pers pada hari Kamis.
Berbicara kepada Al Jazeera setelahnya, dia menjelaskan bahwa dia tidak pernah terlibat dalam aktivitas keuangan apa pun selama bertahun-tahun beraktivitas di Eropa, termasuk ketika dia menjabat sebagai presiden Palestine Return Centre, sebuah kelompok advokasi yang berbasis di Inggris.
“Israel tidak ingin ada aktivis yang bekerja demi Palestina. Itu keseluruhan ceritanya,” katanya.
Refleksi hubungan AS-Israel?
Bagi al-Zeer, keputusan AS merupakan cerminan dari “keberpihakan yang lebih luas” dengan Israel.
AS telah menjadi sekutu setia Israel sejak negara itu didirikan pada tahun 1948. Dukungan tersebut terus berlanjut meskipun Israel sedang dilanda perang di Gaza, yang telah memicu kekhawatiran mengenai korban sipil dan pelanggaran hak asasi manusia.
“Saya sangat bingung dengan pendekatan yang diambil untuk mencapai dan mengumumkan keputusan negara yang seharusnya bangga dengan integritas hukumnya,” kata al-Zeer dalam siaran persnya.
Sanksi tersebut diumumkan pada 7 Oktober, bertepatan dengan peringatan serangan Hamas terhadap Israel selatan, yang menewaskan sekitar 1.139 orang.
Sementara itu, respons Israel di Gaza telah menewaskan hampir 42.000 warga Palestina pada tahun berikutnya.
“Saat kita memperingati satu tahun sejak serangan teroris brutal Hamas, Departemen Keuangan akan terus merendahkan kemampuan Hamas dan proksi Iran lainnya yang mengganggu stabilitas untuk membiayai operasi mereka dan melakukan tindakan kekerasan tambahan,” kata Menteri Keuangan Janet L Yellen dalam sebuah pernyataan. .
Al-Zeer dijatuhi sanksi bersama dengan tiga individu lainnya dan sembilan perusahaan yang diklaim oleh Departemen Keuangan AS “memainkan peran penting dalam penggalangan dana eksternal untuk Hamas, seringkali dengan kedok kegiatan amal”.
Dua individu lain yang ditunjuk berbasis di Italia dan Austria, dan terlibat dengan kelompok advokasi Palestina. Departemen Keuangan juga menunjuk seorang mantan politisi Yaman yang tinggal di Turki dan bisnisnya.
Bukti yang 'menggelikan'
Sanksi tersebut secara efektif membekukan aset keempat pria tersebut di AS dan mencegah orang-orang di AS melakukan bisnis dengan mereka.
“Departemen Keuangan akan menggunakan semua alat yang kami miliki untuk meminta pertanggungjawaban Hamas dan pendukungnya, termasuk mereka yang berusaha mengeksploitasi situasi untuk mendapatkan sumber pendapatan tambahan,” kata Yellen.
AS telah mengumumkan beberapa putaran sanksi yang menargetkan dukungan keuangan untuk Hamas. Mereka juga memberikan sanksi kepada segelintir pemukim Israel dan kelompok yang mendukung pemukiman ilegal di wilayah pendudukan Palestina.
Sanksi yang dijatuhkan pada hari Senin ini bukanlah pertama kalinya al-Zeer dituduh sebagai agen Hamas. Pada tahun 2019, ia memenangkan kasus hukum setelah World-Check, database penyaringan pelanggan berpengaruh yang digunakan oleh bank, mengkategorikannya terkait dengan “terorisme”.
Al-Zeer mengatakan sanksi AS mengutip sebuah foto yang menunjukkan dia bersama mendiang pemimpin Hamas Ismail Haniyeh, yang dibunuh Israel di Iran awal tahun ini.
Namun dia berpendapat foto itu diambil sebagai bagian dari delegasi yang lebih besar bersama beberapa perwakilan Eropa, termasuk pemimpin Partai Buruh Inggris Sir Gerald Kaufman. “Ini hampir menggelikan,” katanya tentang bukti tersebut.
Dia berjanji akan melawan tuduhan tersebut. “Saya telah memulai, dengan dukungan tim hukum, prosedur hukum yang diperlukan untuk menentang tuduhan tidak berdasar ini dan membela hak-hak saya.”
[ad_2]
Sumber: aljazeera.com
- Penulis: Admin