Akibat ada Sesar Baribis, Kabupaten Bekasi Berpotensi Ancaman Gempa
- account_circle Admin
- calendar_month
- comment 0 komentar

Istimewa
terkenal.co.id – Kabupaten Bekasi menjadi satu dari sejumlah wilayah di Jawa Barat yang terdapat potensi gempa akibat sesar baribis.
Hal itu dikatakan oleh Penjabat Bupati Bekasi Dani Ramdan, bahwa sesar baribis berpotensi menimbulkan gempa megathrust.
Kemudian, Sesar baribis merupakan sesar aktif yang bisa memicu terjadinya aktivitas gempa di daerah Jakarta dan sekitarnya.
“Ternyata berdasarkan tata ruang kita, ditemukan ada beberapa kecamatan ada sesar baribis. Ini punya potensi sebagai gempa dan harus diantisipasi,” ungkap Dani saat dikonfirmasi, Kamis (27/4/2023).
Salah satu kecamatan yang terletak tepat di atas sesar aktif ini yakni Kecamatan Cibitung di mana kawasan tersebut banyak didirkam permukiman penduduk beserta pabrik.
“Salah satu kecamatannya Cibitung. Sesar itu di atasnya ada permukiman penduduk dan pabrik,” tuturnya.
Potensi ancaman gempa, sambung Dani, hingga kini masih sulit diprediksi melalui ilmu pengetahuan dan teknologi.
“Gempa adalah bencana yang sulit diprediksi karena belum ada teknologi yang bisa memprediksi bencananya sebesar apa dan kapan serta dimananya. Tapi menurut teori pengetahuan saat ini, dimana ada sesar, di situ ada potensi,” ujar Dani.
Oleh sebab itu, pria berkacamata inu, terus mengingatkan masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan terhadap bencana.
Hal itu diwujudkan dengan cara menggelar acara peringatan kesiapsiagaan bencana pada Rabu (26/4/2023) kemarin.
“Setiap tanggal 26 april, selalu kami peringati hari kesiapsiagaan bencana. Ini bertepatan dengan hari lahirnya UU nomor 24 tahun 2007 tentang penanggulangan bencana dimana melalui UU itu, kami ingin merubah paradigma penanggulangan bencana yang tadinya hanya fokus pada tanggap darurat, yaitu ketika bencana terjadi baru kami bergerak, menjadi pengurangan risiko bencana, jadi lebih ke pencegahannya,” ungkapnya.
Sejumlah upaya telah dilakukan pihaknya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap potensi bencana alam. Dani mengatakan kesadaran masyarakat di sejumlah desa/kelurahan telah tertanan dengan baik.
Terlebih lagi, beberapa kecamatan di setiap tahunnya kerap dilanda bencana seperti banjir dan angin puting beliung.
“Ada Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) dan Desa Tanggap Bencana (Destana) yang fungsinya memberikan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat bagaimana mencegah dan menanggulangi,” kata Dani.
Sekedar informasi, Berdasarkan kajian Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), baribis merupakan satu dari enam sesar yang berada di Jawa Barat.
Kendati begitu, baribis disebut sebagai sesar utama karena patahan ini melintang dari sisi timur Jabar, tepatnya di Desa Baribis, Kecamatan Kadipaten, Kabupaten Majalengka, hingga sisi barat, yakni Purwakarta, Karawang dan Bekasi. Sesar ini turut mengancam gempa hebat di wilayah DKI Jakarta.
Disebutkan, bahwa sesar baribis sempat menyebabkan gempa hebat di Karawang pada 1862 silam.
Kendati berpotensi menghasilkan gempa, namun gempa bumi sendiri belum dapat diprediksi kapan terjadi. Sehingga, lanjut Dani, ada atau pun tidak ada sesar, mitigasi perlu dilakukan.
“Gempa itu salah satu bencana yang sulit diprediksi. Belum ada teknologi dan ilmu pengetahuan yang bisa memprediksi terjadinya gempa, akan sebesar apa dan di mana terjadinya. Tetapi menurut teori yang ada, di mana ada sesar, di situ ada potensi bahaya gempa. Di luar sesar pun tentu bisa, karena gempa itu bentuknya gelombang, titiknya satu tapi getarannya bisa meluas kemana-mana. Oleh karena itu, ada sesar maupun tidak, sebenarnya kalau waspada terhadap gempa ini di seluruh Indonesia memang harus dilakukan,” harapnya.
Dalam kesempatan tersebut, Dani membenarkan, jika Kabupaten Bekasi masuk sebagai daerah rawan bencana. Dari serangkaian bencana yang terjadi, puting beliung dan banjir paling sering melanda.
Dani mengingatkan, semua pihak termasuk masyarakat, memiliki peranan yang sama menghadapi bencana. Lalu bencana tidak lagi menitikberatkan pada tanggap darurat, melainkan pencegahan dan meminimalkan risiko yang dapat ditimbulkan. (die)
- Penulis: Admin
Saat ini belum ada komentar