Juru kamera Al Jazeera dalam kondisi kritis
- account_circle Admin
- calendar_month
- comment 0 komentar

[ad_1]
Fadi al-Wahidi, juru kamera kedua yang terkena tembakan Israel minggu ini, tertembak di lehernya saat melaporkan dari Jabalia.
Tentara Israel telah menyerang sekelompok jurnalis di Gaza utara, menewaskan satu orang dan melukai parah operator kamera Al Jazeera Fadi al-Wahidi di bagian leher.
Al-Wahidi ditembak oleh pasukan Israel pada hari Rabu saat melaporkan dari kamp pengungsi Jabalia, menjadi juru kamera Al Jazeera kedua yang mendapat kecaman Israel minggu ini.
“Pasukan Israel menembaki kru Al Jazeera, dan fotografer jaringan tersebut, rekan tercinta kami Fadi al-Wahidi, terluka oleh peluru penembak jitu di leher selama liputan kami,” Anas al-Sharif dari Al Jazeera Arab mengatakan dalam sebuah posting di X .
Jurnalis Palestina Hossam Shabat memposting foto al-Wahidi di tandu rumah sakit di Rumah Sakit al-Ahli bersama Tamer Labad, jurnalis saluran TV al-Aqsa.
“Mereka berada dalam kondisi kritis, dan tidak banyak perawatan yang tersedia untuk mereka di sini. Mohon doakan mereka dan kami,” tulis Shabat di X.

Al Jazeera mengeluarkan pernyataan yang mengecam serangan tersebut. “Insiden ini menandai satu lagi pelanggaran berat terhadap jurnalis di Gaza, di mana pasukan Israel semakin memusuhi pekerja media,” kata jaringan tersebut.
“Al-Wahidi meliput pemboman Israel dan invasi darat ke kamp Jabalia, yang telah memasuki hari kelima. Militer Israel telah memerintahkan semua penduduk untuk mengevakuasi kamp, namun terus menargetkan siapa pun yang mencoba untuk pindah.”
Penargetan jurnalis merupakan pelanggaran hukum internasional yang melindungi pers dan pekerja kemanusiaan di zona perang.
“Al Jazeera segera menyerukan kepada komunitas internasional untuk mengambil tindakan segera guna menjamin keselamatan jurnalis dan warga sipil di Gaza, dan meminta pertanggungjawaban Pasukan Pendudukan Israel atas kejahatan berulang mereka terhadap jurnalis,” tambah pernyataan itu.
Serangan itu terjadi beberapa hari setelah juru kamera Ali al-Attar ditembak saat meliput kondisi pengungsi Palestina di Deir el-Balah di Gaza tengah pada hari Senin.
Hasil pemindaian menunjukkan pecahan peluru bersarang di tengkoraknya dan mengeluarkan darah di otak, namun saat ini tidak ada pengobatan yang tersedia di Gaza untuk cedera ini.
Perang Israel di Gaza telah menjadi konflik modern paling mematikan bagi jurnalis. Lebih dari 175 pekerja media telah terbunuh dalam konflik yang terjadi di wilayah Palestina saat ini.
Jurnalis Al Jazeera Arab Ismail al-Ghoul dan juru kameranya Rami al-Rifi termasuk di antara korban serangan udara Israel awal tahun ini ketika mereka melaporkan dari kamp pengungsi Shati, sebelah barat Kota Gaza.
Mereka melakukan pemberitaan di dekat rumah Ismail Haniyeh, pemimpin politik Hamas yang dibunuh di Iran, mengenakan rompi media dengan tanda yang mengidentifikasi mereka sebagai pers.
Kelompok kebebasan pers telah menunjukkan pola pembunuhan jurnalis yang diidentifikasi dengan jelas oleh Israel. Militer Israel telah beberapa kali membunuh jurnalis dan kemudian mengklaim bahwa mereka adalah pejuang bersenjata atau “teroris”, namun klaim ini jarang terbukti setelah adanya penyelidikan independen.
[ad_2]
Sumber: aljazeera.com
- Penulis: Admin