Kemenhub Percepat Studi Skytrain Penghubung Tangsel-Bogor, Solusi Atasi Kemacetan dan Lahan Terbatas
- account_circle Aydin prayata
- calendar_month
- comment 0 komentar

Kemenhub Percepat Studi Skytrain Penghubung Tangsel-Bogor, Solusi Atasi Kemacetan dan Lahan Terbatas
Jakarta, 12 Juni 2025 – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) tengah intensif mengkaji rencana pembangunan skytrain atau kereta layang yang akan membentang dari Tangerang Selatan (Tangsel) hingga Bogor. Inisiatif ini digulirkan sebagai langkah inovatif untuk mengatasi kemacetan parah dan minimnya ketersediaan lahan di wilayah penyangga Ibu Kota, sekaligus berfungsi sebagai jalur pengumpan untuk sistem MRT dan LRT Jakarta yang sudah ada.
Wakil Menteri Perhubungan (Wamenhub) Suntana, dalam konferensi International Conference on Infrastructure (ICI) 2025 pada Rabu (11/6/2025), mengonfirmasi bahwa studi Detail Engineering Design (DED) sedang berjalan secara mendalam. “Kami sedang mempertimbangkan berbagai opsi teknologi, baik kereta layang seperti MRT atau yang berada di bawah, disesuaikan dengan kondisi lahan. Bahkan, kami juga menjajaki teknologi baru seperti kereta gantung,” jelasnya.
Mengapa Skytrain Jadi Pilihan?
Pemilihan skytrain untuk konektivitas Tangsel-Bogor didasari oleh beberapa alasan utama:
- Minim Lahan: Keunggulan utama skytrain adalah kebutuhan lahan yang jauh lebih sedikit dibandingkan jalur kereta darat atau bawah tanah, menjadikannya ideal untuk wilayah Jabodetabek yang padat penduduk dan harga lahan tinggi.
- Efisiensi Biaya: Meskipun masih dalam tahap kajian, skytrain diproyeksikan membutuhkan biaya investasi yang lebih rendah ketimbang proyek MRT atau LRT yang konstruksinya lebih kompleks.
- Integrasi Mudah: Skytrain akan berfungsi sebagai penghubung ke stasiun-stasiun MRT dan LRT yang sudah beroperasi atau dalam pembangunan, seperti di Lebak Bulus. Rencananya, rute ini akan melayani area dari Serpong hingga Bintaro di Tangsel, serta dari Jonggol dan Bogor bagian timur menuju Cibubur.
- Kurangi Polusi dan Macet: Dengan mendorong masyarakat beralih ke angkutan umum, skytrain diharapkan dapat mengurangi jumlah kendaraan pribadi di jalan, sehingga meminimalisir kemacetan dan polusi udara di Jakarta dan sekitarnya.
Opsi Teknologi dan Pelibatan Swasta
Kemenhub membuka diri terhadap berbagai teknologi skytrain, termasuk sistem rel di atas kereta yang mirip kereta gantung modern namun bukan berbasis kabel. Teknologi ini menjanjikan perjalanan yang efisien dan tanpa hambatan.
Pemerintah juga sangat berharap adanya partisipasi sektor swasta dalam proyek ini. Wamenhub sebelumnya (Maret 2025) menyebut bahwa Kemenhub akan mengundang investor yang tertarik, bahkan menjajaki kerja sama dengan negara-negara pemilik teknologi skytrain canggih seperti Tiongkok, Jerman, dan Belarusia, guna mengurangi beban APBN.
Perkembangan dan Proyeksi
Saat ini, fokus utama adalah pada studi DED untuk menentukan moda yang paling efisien, ekonomis, dan minim dampak lingkungan. Pemerintah daerah seperti DKI Jakarta dan Jawa Barat juga telah menyatakan dukungan penuh terhadap inisiatif transportasi massal ini.
Jika proyek Skytrain Tangsel-Bogor ini berhasil direalisasikan, diperkirakan akan menjadi pengubah permainan dalam mobilitas warga Jabodetabek. Skytrain akan meningkatkan konektivitas, memangkas waktu tempuh, dan pada akhirnya meningkatkan kualitas hidup masyarakat dengan menyediakan pilihan transportasi yang nyaman, efisien, dan ramah lingkungan. Ini merupakan bukti komitmen berkelanjutan pemerintah dalam membangun infrastruktur transportasi modern dan terintegrasi untuk mendukung kemajuan dan kesejahteraan di masa depan
- Penulis: Aydin prayata